Bagaimana rasanya dijadikan pelarian?
Bahkan sebelum aku merasakan hal seperti ini aku hanya bisa meremehkan dengan lantang bahwa mereka semua berlebihan, hanya ingin diberi rasa-simpati, hanya ingin menjadi bahan perhatian orang lain atau juga berharap belas kasihan orang lain.
dan sekarang bisa dirasakan olehku, betapa sakitnya itu, bagaimana kebingungan untuk mengungkapkannya tanpa dipandang sebelah mata oleh orang lain yang bahkan sama sekali tidak mengerti bagaimana rasanya, sama seperti aku sebelumnya.
sudah tahu dengan jelas dan secara gamblang bagaimana cara pria itu dengan sengaja mengambil-alih perasaanku rasa simpatiku bahkan rasa empatiku semuanya, bahkan hati ku kini sudah diambil-alih olehnya, bukan dengan cara paksa, tetapi aku yang dengan bodoh terjebak dalam lubang besar yang menganga di hatinya. tetapi tetap saja.. aku mau dan menerimanya dengan lapang dada. dengan sakit sakit yang banyak sekali aku rasakan saat bersamanya. menahan sakit akibat ulah kecilnya yang begitu membuat disini terdesak tangis. bagaimana bisa hanya dengan satu atau beberapa kalimat keluar dengan gamblang dari bibir manisnya dapat membuat hati ini menangis pilu? begitu hebatnya karisma pria itu hingga dapat membuat aku bertahan dengan seonggok harapan kecil dari hatinya yang begitu sempit dari ratusan orang yang pernah dia sukai.
Sebisa mungkin aku yang sangat bodoh ini meutupi tangisanku dari kedua pandangan matanya, aku berusaha untuk terlihat baik baik saja di depannya ataupun dimata orang lain, aku bukanlah wanita yang sering mengeluh dan memohon di dunia maya, tapi aku adalah wanita yang selalu mengeluh dan memohon pada diri sendiri, merutuki kebodohoan yang aku punya, anugrah yang sangat besar berupa sabar yang tidak ada batasnya, dengan mengandalkan emosi dan akal pikiranku.
cantik, berhati bagai putri salju, berambut indah bagai rapunzel berparas cantik bak artis korea selatan.
bukan
itu bukanlah gambaran paras wajahku,
aku hanya sosok wanita yang memiliki dua mata, satu hidung, satu bibir, kedua telinga yang berfungsi dengan baik, kedua tangan yang utuh, kedua kaki yang dapat berjalan hingga puluhan meter, dan satu hati, yang sanggup menahan sakit dan sangat sanggup menerima kebahagiaan.
yah.. dan itu adalah gambaran sosokku yang hampir sempurna, sempurna bila disyukuri, bahagia akan bibir yang dapat tersenyum dengan tulus, berharga dapat berbicara jujur, menyedihkan disaat kedua mata ini menangis, mengeluarkan tetesan bening yang mengandung racun, yang harus sesegera mungkin dikeluarkan.
inilah hidupku.